Uniknya Festival Ramadhan di Aceh

Sabtu, 11 Mei 2019 - 22:29 WIB
Uniknya Festival Ramadhan...
Uniknya Festival Ramadhan di Aceh
A A A
BANDA ACEH - Festival Ramadhan 2019 hadirkan suasana berbeda di Aceh. Festival Ramadhan 2019 yang berlangsung 7-21 Mei 2019 ini pembukaannya dilakukan di Taman Budaya Aceh.

Menurut Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kementerian Pariwisata Rizki Handayani, Aceh selalu memberikan yang terbaik saat Ramadhan.

“Aceh selalu memiliki caranya sendiri untuk menjaring wisatawan. Terlebih di saat Ramadhan seperti saat ini. Nuansa Islami sangat terasa kental di sana. Hal itu dimungkinkan karena Aceh dikenal dengan provinsi yang sudah menjalankan Syariat Islam. Wisatawan muslim dalam dan luar negeri pasti akan senang bisa melewatkan Ramadhan yang syahdu di Aceh. Terlebih saat sedang ada kegiatan seperti Festival Ramadhan 2019,” papar Rizki, Sabtu (11/5/2019).

Festival Ramadhan sendiri lebih dari sekadar event. Festival ini adalah ajang silaturahmi. Juga memperkuat status Aceh sebagai Destinasi Wisata Halal.

“Pemerintah Provinsi Aceh sudah memasukkan Festival ini ke dalam calendar of event 2019 mereka. Artinya, Aceh memang membidik wisatawan dalam luar negeri dari event ini. Khususnya wisatawan muslim. Hal ini terkait juga dengan status Aceh sebagai Destinasi Wisata Halal,” katanya.

Sajian dalam Festival Ramadhan 2019 sengat lengkap. Ada kuliner khas Bumi Serambi Mekkah, juga atraksi budaya. Menariknya, bukan hanya budaya lokal yang disajikan. Tarian Timur Tengah juga ada. Semua disajikan dengan sangat kental dengan nuansa Islami.

Festival ini menyiapkan 26 stan kuliner terdiri kuliner tradisional Aceh hingga kuliner nusantara. Lalu ada juga 16 stan nonkuliner yang diisi oleh para pelaku UMKM di Aceh. Festival Ramadhan dibuka mulai sore hingga saat berbuka puasa, kemudian istirahat dan dilanjutkan lagi usai pelaksanaan ibadah salat tarawih dengan aneka kegiatan.

“Salah satu keunggulannya, di event ini pengunjung juga bisa menikmati takjil berbuka puasa gratis,” jelas Rizki yag biasa disapa Kiki.

Sedangkan Asdep Strategi dan Komunikasi Pemasaran I Hariyanto menambahkan, konten dalam Festival Ramadhan sangat beragam. Sebagian besar berisikan syiar dan syair. Seperti Pentas dan Lomba Seni Budya Islami, Pameran Budaya Islami, Pemutaran Film Islami, Buka Puasa Bersama, Tausyiah, dan kegiatan pendukung menarik lainnya.

“Festival Ramadhan 2019 diharapkan tidak hanya menjadi media untuk beribadah saja. Lewat kegiatan ini kita juga merangsang hadirnya kreativitas dan entrepreneurship. Juga berbagi dengan sesama wisatawan,” katanya.

Hariyanto menambahkan, selama di Aceh wisatawan juga menggali potensi wisata lainnya. Sebab, Aceh juga kaya dengan peninggalan masa lalu. Ada situs sejarah Islami dan Tsunami, kuburan massal, pesantren, Museum Tsunami. Ada juga kuburan para tokoh atau ulama kharismatik Aceh, seperti Syech Abdurauf Al Singkili, Nurdin Araniri, Sheikh MudaWaly, Ali Hasjmy, dan sebagainya.

“Hal-hal inilah yang membuat nuansa Ramadhan di Aceh akan terasa sangat berbeda. Karena isinya tidak melulu mengenai buka puasa. Banyak agenda yang akan disajikan. Semua akan memanjakan wisatawan,” katanya.

Kadisbudpar Aceh, Jamaluddin mengatakan, Festival Ramadhan juga bertujuan untuk menarik kunjungan wisatawan muslim lebih banyak ke Aceh selama Ramadhan. Ini akan menjadi kegiatan tahunan yang dinanti wisatawan dalam maupun luar negeri dan akan selalu ada hal yang berbeda.

“Wisatawan yang berkunjung ke Aceh selama Ramadhan dipastikan akan mendapat pengalaman berpuasa yang berbeda, pengalaman beribadah, kuliner yang halal, serta menikmati budaya Aceh yang kental nuansa Islam,” kata Jamal.

Menteri Pariwisata Arief Yahya, berharap Festival Ramadhan 2019 memberikan pengalaman baru buat wisatawan. Khususnya wisatawan mancanegara.

“Aceh adalah tujuan bagi wisatawan muslim. Termasuk wisatawan muslim mancanegara, seperti Malaysia. Oleh karena itu, event Festival Ramadhan harus memberikan pengalaman baru buat wisatawan. Pengalaman yang tidak bisa mereka lupakan dan akan membuat mereka kembali lagi,” katanya.

Menurutnya, Aceh juga bisa mengemas kegiatan dengan melibatkan Masjid Raya Baiturrahman.

“Bagaimana pun Masjid Raya Baiturrahman adalah landmark Aceh. Ikon Bumi Serambi Mekkah. Saat orang membicarakan Aceh, yang terpintas adalah Masjid Raya Baiturrahman. Jadi tidak ada salahnya membuat event yang melibatkan Masjid Raya Baiturrahman. Jadi wisatawan bisa menjalankan ibadahnya sekaligus beriwisata,” paparnya.
(alf)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0741 seconds (0.1#10.140)